Asslammualaikum.
Rukun Iman dan 5 Rukun Islam serta
Penjelasannya | Inilah penjelasan mengenai rukun iman dan rukun islam
yang benar dan mesti diketahui oleh semua umat muslim. Dengan mengetahui
rukun iman dan rukun islam ini maka kita bisa menjadi Islam yang
sempurna. Tentunya, diantara kita belum mengetahui seperti apa rukun
iman dan rukun islam, dan adapun hanya sekedar mengetahui saja tanpa
mengetahui seperti apa penjelasan rukun iman dan rukun islam tersebut.
Nah berikut terdapat penjelasan dari rukun iman dan rukun islam.
Rukun Iman dan Penjelasannya
Segala sesuatunya mempunyai rukun atau
hal pokok yang telah mendasari hal tersebut. Begitupun juga dengan
persoalan keimanan, maka itu juga mempunyai pokok-pokok yang sudah
menjadi asas dari bagian-bagiannya. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa untuk rukun iman tersebut ada 6 (enam) yakni: Iman kepada Allah,
iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitabNya, Iman kepada para
Rasul, Iman kepada hari Akhir dan Iman kepada Takdir.
Adapun dalilnya dari firman Allah Swt:
Artinya : “Bukannlah menghaddapkan
wajahhmu ke arah timur dan barrat itu suatu kebajjikan, akan tettapi
sesungguhnya kebbajikan itu ialah beriiman kepada Allah, hari kemuddian,
malaikat-malaikat, kittab-kittab, nabbi-nabi ..” (QS Al Baqarah: 177).
Begitupun dikuatkan dengan Hadits
Rasullullah Saw yang bersabda didalam sebuah hadist ketika menjawab
sebuah pertanyaan dari Malaikat Jibril As mengenai keimanan bahwa
keimanan adalah engkau yang beriman kepada Allah, dan parra
MalaikattNya, dan Kittab-kitabNya, dan Parra RasulNya, dan Hari Akhir,
dan engkau yang beriman kepada takkdir baik yang baikk maupun yang
burruk (HR Muslim darri Sahabat ‘Umar Ra’)
6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam serta Penjelasannya
Pengertian Rukun Iman
Sebelum kita masuk membahas setiap poin rukun iman maka ada baiknya kita
mengartikan terlebih dahulu seperti apa pengertian rukun iman. Kata
“Rukun” yang terdapat dalam rukun iman merupakan landasan, dasar atau
asas. Berarti ada 6 hal yang disebutkan pada rukun iman ialah landasan
dan dasar utama didalam beragama. Tanpa adanya keenam hal tersebut maka
kita masih belum sempurna dalam beragama islam. Mengapa demikian?
Dikarenakan semua rukun islam ini saling berhubung. Kalau kita
mempercayai kepada Allah maka kita wajib untuk mempercayai rasul dan
begitupun sebaliknya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah didalam
surat Annisa pada ayat ke 59 yaitu:” Atiullha Wa’Ati’urrosuula..” yang
memiliki arti bahwa “ikutillah Allah dan ikuttilah Rasul..” . Pada ayat
itu bisa kita mengambil maknanya bahwa kita tidak dapat mempercayai
salah satunya, semisal hanya sekedar mempercayai Allah saja, akan tetapi
tak mempercayai rasulnya ataupun sebaliknya. Sehingga kesimpulannya
ialah kalau kita mengaku beriman untuk Allah maka imanilah atau percaya
juga rasulnya dan ikutilah pada setiap perintahnya, serta beriman juga
pada setiap rukun yang terdapat dalam rukun iman supaya Islam kita bisa
sempurna.
Kata “Iman” dalam bahasa ialah
membenarkan atau percaya. Sedangkan untuk kata “iman” dalam istilah
syar’i yakni keyakinan didalam hati, perkataan yang ada di lisan, amalan
dengan anggota badan, bertambah dengan menjalankan ketaatan dan
berkurang dengan maksiat.
Kalau kita menghubungkan keduanya maka
arti dari rukun iman ialah landasan atau dasar-dasar yang mesti kita
yakini dalam hati pada setiap muslim dan bisa dibuktikan dalam lisan
serta perbuatannya dalams sehari-hari.
Adapun penjelasan mengenai rukun islam yakni sebagai berikut:
1. Rukun Iman kepada Allah
Tidaklah ada seseorang mengatakan beriman kepada Allah sampai dia mengimani 4 perkara yakni:
– Mengimani bahwa adanya Allah Swt
– Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
– Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
– Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah, serta selalu menjauhi Tahrif, takyif, tamtsil dan tathil.
– Mengimani bahwa adanya Allah Swt
– Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
– Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
– Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah, serta selalu menjauhi Tahrif, takyif, tamtsil dan tathil.
2. Rukun Iman kepada Para Malaikat
Adapun maksud kita wajib untuk
membenarkan bahwa para malaikat tersebut memiliki wujudnya dimana Allah
Swt telah menciptakan mereka dari cahayaNya. Mereka ialah makhluk dan
hamba Allah yang senantiasa patuh dan beribadah selalu kepadaNya. Allah
Swt berfirman:
Artinya: “Dan malaikkat-malaikat yang di
sisiNya, merekka tiada memiliki rasa anggkuh untuk menyyembahNya dan
tiada (pula) merassa letih. mereka sellalu bertasbih malam dan sianng
tiada henti-henttinya” (QS. Al-Anbiya: 19-20)
Kita mesti wajib untuk mengimani secara
rinci pada setiap malaikat yang kita sudah ketahui namanya semisal
Jibril, Mikail dan Israil. Adapun yang kita tak ketahui namanya maka
kita mengimani hal tersebut secara universal. Diantara bentuk beriman
kepada mereka ialah mengimani pada setiap tugas dan amalan mereka yang
tersebut didalam Al-Quran dan hadits yang sahih, semisal mengantar
wahyu, mencabut nyawa, menurunkan hujan dan seterusnya.
3. Rukun Iman kepada kitab-kitab Allah
Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah kalamNya, dan kalamullah itu bukanlah makhluk karena kalam merupakan sebuah sifat Allah dan sifat Allah itu bukanlah makhluk
Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah kalamNya, dan kalamullah itu bukanlah makhluk karena kalam merupakan sebuah sifat Allah dan sifat Allah itu bukanlah makhluk
Kita juga mesti wajib dalam mengimani
secara merinci untuk semua kita yang namanya telah disebutkan didalam
Al-Quran semisal taurat, injil, zabur, suhhuf ibrahim dan suhhuf musa.
Sementara yang tak kita ketahui tentang namanya maka kita hanya bisa
mengimaninya secara universal bahwa Allaw Swt memiliki kitab lain selain
daripada apa yang telah diterangkan untuk kita. Secara khusus mengenai
Al-Quran bahwa kita hanya wajib mengimani bahwa dia adalah penghapus
hukum dari semua kitab suci yang telah turun sebelumnya. Sesuai dengan
firman Allah Swt:
Artinya: “Dan kammi telah turrunkan
kepadamu Al-Quran dengan memmbawa kebennaran, membenarkan apa yangg
sebbelumnya, yaitu kitab-kittab (yang diturunkan sebellumnya) dan batu
ujian terhaddap kitab-kittab yang lain itu.”(QS Al-Maidah:48).
4. Rukun Iman kepada para nabi dan rasul Allah
Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang nyata.
Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani berarti semua wahyu nabi
dan rasul tersebut itu benar dan memiliki sumber dari Allah Swt. Karena
itu siapa saja yang telah mendustakan kenabian dari salah seorang
diantara mereka maka itu sama saja bahwa dia telah mendustakan semua
nabi yang lainnya. Karena itu Allah Swt mengafirkan nasrani dan yahudi
tatkala tidak mengimani kepada Nabi Muhammad aw dan Allah telah
mendustakan untuk keimanan mereka kepada Isa dan Musa As, karena itu
mereka tak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.
Juga wajib untuk mengimani secara
merinci pada setiap nabi dan rasul yang telah kita ketahui namanya.
Sementara yang tak kita ketahui mengenai namanya maka kita mesti wajib
untuk mengimaninya secara menyeluruh. Seperti Firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Kami tellah memberikan
wahhyu kepadammu sebagaimanna Kami tellah memberikan wahhyu kepada Nuh
dan Nabi-nabi yang kemmudiannya, dan Kami tellah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anakk cuccunya, ‘Isa, Ayyub,
Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berrikan Zabur kepadda Daud” (QS. An
Nisa:163).
“Dan sesunggguhnya telah Kammi utus
bebberapa orang rasul sebbelum kamu, di antara mereka ada yangg kami
cerritakan kepadammu dan diantara mereka ada (pula) yang tiddak Kami
Ceritakan kepaddamu” (QS. Mu’min:78).
5. Rukun Iman kepada Hari Akhir
Disebut sebagai hari akhir sebab dia
merupakan hari terakhir untuk dunia ini, tak ada lagi untuk hari esok.
Hari akhir merupakan hari dimana Allah Swt telah mewakafkan untuk
seluruh makhluk yang masih hidup pada saat itu kecuali yang Allah
perkecuallikan, lalu mereka semua akan dibangkitkan untuk bisa
mempertanggungjawabkan amalan yang telah mereka lakukan. Allah Swt
berfirman:
” sebaggaimanan Kami telah memmulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulangiinya, janji dari Kami, sesunggguhnya Kami passti akan melakukannnya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
” sebaggaimanan Kami telah memmulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulangiinya, janji dari Kami, sesunggguhnya Kami passti akan melakukannnya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
“Maka demmi Tuhanmu, merreka (pada
hakekatnya) tidak berriman hinggga mereka menjjadikan kamu hakkim
terhadap perkara yangg merekka perselisihkkan, kemudian merreka tidak
merassa dalam hati merreka sesuatu keberratan terhaddap putussan yang
kammu berikan, dan merreka menerimma dengan sepennuhnya.” (QS. An
Nisa:65)
Inilah makna dari rukun iman Hari Akhir
secara khusus, meskipun pada dasarnya bahwa beriman kepada hari akhir
itu meliputi 3 perkara, dimana siapa saja yang akan mengingkari salah
satunya maka pada hakikatnya dia tak beriman untuk hari akhir. Ketiga
perkara tersebut adalah:
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikkmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
– Mengimani untuk tanda-tandda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya pulluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebuttkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarrnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahhari dari sebelah barat.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikkmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
– Mengimani untuk tanda-tandda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya pulluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebuttkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarrnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahhari dari sebelah barat.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.
6. Rukun iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
Maksudnya disini bahwa kita wajib untuk
mengimani bahwa semua yang telah Allah Takdirkan, apakah itu kejadiannya
baik dan buruk maka itu semual bersumber dari Allah Swt. Beriman kepada
takdir Allah tersebut tidak teranggap sempurna sampai mengimani 4
perkara.
– Mengimani bahwa memang Allah Swt mengimani segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi.
– Mengimani bahwa memang Allah Swt mengimani segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi.
Allah Swt berfirman:
“Agar kamu menggetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)
“Agar kamu menggetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)
– Mengimani bahwa Allah Swt sudah
menuliskan segala takdir dari makhluk yang ada di lauh al-Mahfuzh, 50
ribu tahun sebelumnya dia mencipptakan bumi dan langit.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Sayya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Allah tellah menuliskan takkdir bagi semua makhhluk 50.000 tahun sebellum Allah menciptakan langgit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Sayya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Allah tellah menuliskan takkdir bagi semua makhhluk 50.000 tahun sebellum Allah menciptakan langgit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).
– Mengimani bahwa tak ada satupun
gerakkan dan diammnya makhluk dilangit, dibumi dan diseluruh allam
semesta kecuali semuanya baru terjadi sesudah Allah menghendaki.
Tidakklah makhhluk bergerrak kecualli dengan kehenndak dan izinNya,
sebaggaimana tidaklah merreka diam dan tidakk bergerak keccuali sesudah
ada kehenda dan izzin dari-Nya.
Allah Swt berfirman yang berarti “Dan
Kammu tidak dappat menghendakki (mengerjakan sesuatu) keccuali apabila
dikehhendaki Allah, Tuhan semesta allam” (QS. At-Takwir:29)
– Mengimani bahwa untuk seluruh makhluk itu tanpa terkecuali, zat mereka beserta untuk seluruh sifat dan perbuatan mereka ialah makhluk ciptaan Allah Swt.
– Mengimani bahwa untuk seluruh makhluk itu tanpa terkecuali, zat mereka beserta untuk seluruh sifat dan perbuatan mereka ialah makhluk ciptaan Allah Swt.
Rukun Islam dan Penjelasannya
1. Rukun Islam: mengucapkan dua kalimat syahadat
Asyhadu alla ilaha illallah wa Asyhadu anna Muhammaddarrasuulullahh.
Berarti: “Aku berssaksi Tiada Tuhan yang berhhak disembah selain Allah dan aku bersakksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
dalam kalimat syahadat ini menggambarkan
bahwa kita sebagai hamba mesti melakukan pernyataan atas dirinya
sendiri bahwa secara totalitas kediriannya adalah untuk Allah dan
Rasullnya. Kata “Bersaksi” dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa kita
hammba Allah, karena dalam surat Al-Araf 172 (Bukankah aku Tuhanmu,
benar engkau Tuhan kami) menjelaskan bahwa sebelum kita lahir kita sudah
melakukan persaksian kepada Allah Swt, sehingga ketika kita telah lahir
maka kita mesti mengaktualkan kalimat syahadat tersebut. Begitupun
dengan kata “Muhammad” itu menjelaskan bahwa sebenarnya bukan Muhammad
secara khusus akan tetapi untuk seluruh pembawa kebenaran, yang terpuji.
2. Rukun Iman mendirikan Sholat
Sebagai umat islam tentunya kita
berkewajiban dalam mendirikan Sholat sehari dan semalam dengan 5 waktu,
yang dimulai dari sholat subuh, zuhur, ashar, magrib dan Isya. Sholat
mempunyai kedudukan yang agung didalam Islam, hal tersebut dapat kita
melihat dari adanya keutamaan Sholat tersebut yaitu sebagai berikut:
Dari segi bahwa Shalat itu berarti “Doa”. Seperti firman Allah Swt
“Dan menddoalah unttuk mereka. Sesungguhnya doa kammu itu (menjadi) ketentteraman jiwa baggi mereka. Dan ALlah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah:103).
“Dan menddoalah unttuk mereka. Sesungguhnya doa kammu itu (menjadi) ketentteraman jiwa baggi mereka. Dan ALlah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At Taubah:103).
– Sholat ialah kewajiban yang paling utama sesudah dua kalimat syadat dan merupakan menjadi salah satu rukun Islam.
– Sholat itu merupakan pembeda antara kafir dan muslim
– Sholat itu merupakan pembeda antara kafir dan muslim
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda bahwa
“Sesungguhnya battasan antara seseorang denggan kekafiran dan
kesyirrikan adlaah shalat. Barangsiapa menginggalkann shalat, maka ia
kaffir” (HR Muslim).
– Sholat merupakan tiang agama dan agama seseorrang tidak teggak kecuali dengan menegakkan sholat.
– Amalan yang perttama kali akan dihissab pada hari kiammat.
– Amalan yang perttama kali akan dihissab pada hari kiammat.
Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa
“Sesungguhnya ammal hamba yang pertamma kali akan dihisab padda hari
kiammat adalah shallatnya. Jika shalatnya baik maka dia akan memperoleh
keselamatan dan keberuntungan. Jika sholatnya rusak maka dia akan merugi
dan menyesal. Kalau ada yang kurang darri shala wajibnya, Allah Swt
mengatakan “lihatlah apakah pada hamba tersebut mempunyai amalan shalat
sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan bisa menyempurnakan shalat
wajibnya yang kurang. Begitu pun juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam
riwayat lainnya, “Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu.
Kemudian amalann lainnya akan dihissab seperti itu pula” (HR Abu Daud)
3. Rukun Islam : Membayar zakat
Jika kita melihat dari bahasanya, kata “zakat” itu berasal dari “zaka” yang berarti bentuk mashdar yang memiliki arti: Tumbuh, suci, baik, bersih dan berkah. Zakat menurut dari istilah (syara’) berarti sesuatu yang wajib hukumnya diberikan dari sekumpulan harta benda tertentu, menurut ukuran dan sifat tertentu kepada golongan tertentu yang berhak untuk menerimanya dengan memiliki syarat tertentu pula.
Jika kita melihat dari bahasanya, kata “zakat” itu berasal dari “zaka” yang berarti bentuk mashdar yang memiliki arti: Tumbuh, suci, baik, bersih dan berkah. Zakat menurut dari istilah (syara’) berarti sesuatu yang wajib hukumnya diberikan dari sekumpulan harta benda tertentu, menurut ukuran dan sifat tertentu kepada golongan tertentu yang berhak untuk menerimanya dengan memiliki syarat tertentu pula.
Allah sudah memerintahkan pada setiap
muslim yang mempunya harta mencapai nisab untuk bisa mengeluarkan zakat
hartanya pada setiap tahun. Ia berikan kepada yang memang berhak untuk
menerimanya dari golongan fakir serta selain mereka yang zakat bisa
diserahkan untuk mereka sebagaiman firman Allah Swt:
“Dan dirrikanlah shalat, tunaikannlah zakat dan ruku’lah beserrta orang-orang yanng ruku'”(QS. Al Baqarah:43)
“Dan dirrikanlah shalat, tunaikannlah zakat dan ruku’lah beserrta orang-orang yanng ruku'”(QS. Al Baqarah:43)
“Ambillah Zakat darri sebaggian harrta mereka, dengan zakkat itu kammu membersihhkan dan mensuccikan mereka”(At. taubah: 103)
4. rukun islam: Puasa
Menurut dari syariat islam bahwa puasa Ramadhan berarti menahan diri dari minum dan makan serta apa perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu, untuk bisa meningkatkan ketakwaan seorang muslim, Allah Berfirman:
Menurut dari syariat islam bahwa puasa Ramadhan berarti menahan diri dari minum dan makan serta apa perbuatan yang dapat membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat tertentu, untuk bisa meningkatkan ketakwaan seorang muslim, Allah Berfirman:
“Hai orrang-orang yang berimann,
diwajjibkan atas kammu berpuasa sebaggaimana diwajibbkan atas
orrang-orrang sebelum kammu agar kammu bertakwa” (Surat Al Baqarah:183).
“Dan makan minummlah hingga terrang
bagimu bennang putih dari bennang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakannlah puasa itu samppai (datang) mallam. (QS Al baqarah:187)
5. Rukun Islam: Naik Haji bagi orang yang mampu
Untuk rukun islam yang kelima ini, Allah telah mewajibkan pada setiap hambanya untuk bisa berHaji ke Baitullah mekkah sekali dalam seumur hidupnya.
Untuk rukun islam yang kelima ini, Allah telah mewajibkan pada setiap hambanya untuk bisa berHaji ke Baitullah mekkah sekali dalam seumur hidupnya.
Adapun pengertian Haji ialah berkunjung
ke Baitullah Mekkah untuk dapat melakukan tawaf, Sa’i, wukuff di Araffah
dan menjalankan amallan-amalan yang lainnya daam waktu tertentu untuk
bisa memperoleh keridaan Allah Swt.
Adapun untuk syarat-syarat Haji terdapat 5 perkara yakni Islam, Baligh, berakkal sehat Merddeka dan Mammpu.
Demikianlah artikel tentang Rukun Iman
dan Rukun Islam serta penjelasannya, semoga artikel ini dapat memberikan
manfaat bagi anda yang sedang mencari cari artikel rukun iman dan rukun
islam.
0 komentar:
Posting Komentar